Kemenko Pangan Targetkan Padi di Areal PSR PTPN IV Berpotensi Hasilkan 50 Ton Gabah

PEKANBARU – Kementerian Koordinator Bidang Pangan mengapresiasi komitmen Holding Perkebunan Nusantara dalam menginisiasi Program Tanam Padi Perkebunan Nusantara (Tampan) yang melibatkan petani mitra melalui penanaman padi gogo di sela-sela areal peremajaan sawit.

Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan, Nani Hendiarti, saat meninjau lokasi pilot project Program Tampan yang diinisiasi PTPN IV di Kabupaten Siak, Riau, mengatakan bahwa pola tanam ini merupakan langkah nyata dukungan BUMN Perkebunan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional pada 2027.

“Program Tampan PTPN ini adalah inovasi luar biasa. Ini pertama kali diterapkan di lahan peremajaan sawit dan hasilnya sudah terlihat. Bulir-bulir padi mulai muncul dengan progres yang sangat baik. Insya Allah, produksi bisa mencapai 2,5 ton per hektare,” ujar Nani, Sabtu (8/2/2025).

Dengan luas areal tanam 20 hektare di sela-sela sawit muda KUD Karya Maju yang menggunakan bibit unggul hasil riset Institut Pertanian Bogor (IPB), Nani optimistis produksi gabah bisa mencapai 50 ton saat musim panen.

Dalam kunjungan yang juga dihadiri Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Dwi Sutoro, Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo Irwan Peranginangin, serta jajaran manajemen Regional III, Nani menekankan pentingnya optimalisasi potensi program ini.

“Karena ini pilot project pertama, diharapkan menjadi pembelajaran yang baik dan terus ditingkatkan. Kondisi di Kabupaten Siak tentu berbeda dengan demplot di Pulau Jawa, sehingga perlu perlakuan khusus,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa swasembada pangan adalah prioritas nasional sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menghadapi tantangan global dan krisis pangan. Dengan sinergi dan penyatuan visi seluruh pihak, ketahanan pangan nasional bisa dipercepat.

Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Dwi Sutoro, menjelaskan bahwa program Tampan yang dilaksanakan PTPN IV merangkul petani mitra yang sedang menjalankan peremajaan sawit rakyat (PSR).

Melalui pola intercropping atau tumpang sari, areal sawit yang belum menghasilkan dapat dimanfaatkan untuk budidaya padi gogo selama dua tahun pertama. Langkah ini tak hanya mendukung swasembada pangan, tetapi juga menambah pendapatan petani sebelum sawit memasuki usia produktif.

Program ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, serta IPB University sebagai bagian dari penguatan ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

“Kementerian BUMN telah memiliki ekosistem pendukung melalui Program Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat. Kami yakin dengan dukungan pemerintah dan seluruh pihak, kita bisa mewujudkan kemandirian pangan sesuai target presiden,” ujar Dwi.

Senada, Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Peranginangin, menegaskan bahwa PTPN IV berkomitmen tumbuh dan berkembang bersama petani. Perusahaan terus memberikan kemudahan bagi petani swadaya, termasuk percepatan proses produksi melalui kemitraan.

“Kemitraan ini memberikan jaminan bagi petani agar terus bertumbuh. Dengan bermitra, mereka bisa segera mengurus CPCL untuk mendapatkan bantuan benih dan pestisida dari Kementerian Pertanian, sehingga hasil panen lebih optimal,” ungkapnya.

Setelah sukses di Riau, Program Tampan kini diperluas ke Jambi, tepatnya di KUD Dwi Jaya, Desa Tanjung Sari, Bahar Selatan, Muaro Jambi.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menyatakan bahwa ekspansi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Swasembada pangan adalah program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang terus diakselerasi dalam 100 hari pertama pemerintahan. PTPN IV PalmCo sebagai inisiator penanaman padi gogo di areal peremajaan sawit akan terus memperluas program ini,” tutur Jatmiko.

Sejalan dengan arahan Holding Perkebunan dan Kementerian BUMN, PTPN IV PalmCo berkomitmen mendukung program ini dengan mengembangkan pola intercropping di lahan tanam ulang sawit rakyat.

“Kami akan terus mendorong dan mengembangkan program ini agar semakin luas dan berdampak nyata bagi ketahanan pangan nasional,” pungkas Jatmiko.